Category: Now Release

Solois muda kelahiran 2005, Oiq, lagi-lagi buktiin kalau anak muda punya suara dan gaya yang kuat di industri musik Tanah Air. Lewat single barunya yang berjudul “Bodohnya Aku” dan dirilis bareng Dibi Music Studio, Oiq datang dengan warna musik yang nggak biasa. Lagu ini angkat tema patah hati dan cinta yang nggak berbalas, tapi justru dibalut dengan musik latin yang bikin joget! Ceria, enerjik, groovy—semua rasa itu ditumpahkan dalam satu lagu yang liriknya… ternyata nyesek banget.

Lagu sedih tapi bikin joget? Bisa banget! “Bodohnya Aku” tuh kayak pengingat kalau galau nggak harus selalu dibarengi air mata. Liriknya dalam, penuh kekecewaan dan pengkhianatan, tapi aransemen musiknya ringan dan nyenengin. Ini lagu cocok banget buat kamu yang pengen nangis sambil nge-dance—entah buat konten TikTok, flash mob, atau sekadar joget sendirian di kamar. Perpaduan unik ini bikin lagu karya Da Abah (Dicky Prasetyo) dan Opin Hosem terasa fresh banget buat generasi sekarang.

Bagian chorus-nya juga gampang banget nempel di kepala dan pastinya relatable banget buat yang pernah dibikin bodoh karena cinta.

“Ku masih di sini tuk menemani kamu lagi, meski sekian kali kau sakiti aku, namun ku masih setia untukmu…
Oh bodohnya aku terperdaya daya pikatmu, meski sekian kali kau kelabui aku, ku tetap cinta kamu”
Sekali denger, auto repeat!
Nggak cuma lagunya yang unik, konsep video klipnya juga beda dari biasanya. Oiq dan tim kreatifnya pake karakter clay yang divisualisasikan lewat teknologi AI. Sekitar 80% dari keseluruhan video dibuat dengan teknik ini, jadi hasilnya kayak nonton animasi lucu tapi emosional. Gerakan dan ekspresi karakternya ngikutin isi lagunya, bikin makna tiap bait jadi makin dalam dan nyentuh. Artistik, imajinatif, dan pastinya memorable.

Di tengah gempuran lagu-lagu galau yang slow dan mellow, “Bodohnya Aku” hadir jadi alternatif segar. Lagu ini buktiin kalau ekspresi rasa sakit bisa disampaikan dengan cara yang fun dan tetap meaningful. Oiq berhasil ngasih perspektif baru: kalaupun disakitin, kita masih bisa berdansa. Dan dari situ, mungkin kita bisa sembuh—pelan-pelan, tapi dengan senyum.

Penulis: Nabila Wahyuni