Lima tahun setelah album Mantra Mantra membuat namanya kian melambung sebagai musisi dan pencipta lagu yang patut diperhitungkan, akhirnya Kunto Aji
kembali dengan koleksi lagu baru yang berjudul Pengantar Purifikasi Pikir. Diproduseri oleh Kunto Aji sendiri bersama Afif Gifano dan Pandji Akbari serta dirilis oleh Rancang Rencana Records ke platform-platform musik digital pada 14 September 2023, pada album ketiganya ini penyanyi asal Yogyakarta yang kini bermukim di Jakarta tersebut menggabungkan eksplorasi bermusik yang lebih luas dengan lirik yang semakin personal dan intim untuk menghasilkan musik pop khas Kunto Aji seperti di lagu “Jangan Melamun Saat Hujan”. Album Pengantar Purifikasi Pikir ini juga mengawali kerja sama eksklusif antara Kunto Aji dengan KithLabo, divisi Artist Services di Believe Music Indonesia yang berperan mengemas bentuk promosi yang pas untuk memperluas Jangkauan pendengar karya musik artis.
Walau butuh lima tahun untuk kembali merilis album, sebenarnya Kunto Aji sudah memikirkan apa yang kelak menjadi Pengantar Purifikasi Pikir – sebuah judul yang menurutnya tiba-tiba muncul dengan begitu saja di kepala – bahkan sejak Mantra Mantra baru dilepas ke publik. “Jarak dari Mantra Mantra memang lima tahun, cuma selama lima tahun itu saya juga selalu memikirkan album berikutnya mau seperti apa. Baru ketemunya pas tahun ketiga, jadi album ini dikerjakan selama dua tahun,” katanya. Ada pun tema besar di Pengantar Purifikasi Pikir adalah pertumbuhan. “Kalau Mantra Mantra adalah benih yang ditanam untuk refleksi dan mencintai diri sendiri, maka langkah selanjutnya di album ini adalah bertumbuh,” menurut Kunto Aji. “Pemilihan tema ini berjalan natural. Saya mencoba menangkap apa yang dirasakan di lima tahun terakhir, dan dorongan terbesar adalah apa yang membuat saya tumbuh serta tetap bisa dan mau menjalani hidup.”
Mengingat tema albumnya bersifat personal, maka Kunto Aji pun tak perlu jauh-jauh untuk mencari produser. Pilihannya pun jatuh kepada Afif Gifano dan Pandji Akbari, yang masing- masing adalah kibordis dan gitaris yang sudah mengiringi Kunto Aji di panggung menjelang album pertamanya, Generation Y, dilepas pada tahun 2015. “Karena apa yang saya tulis itu semakin personal dan bergerak dari dalam diri sendiri, akhirnya merasa kenapa enggak sekalian bekerja dengan orang-orang di ring satu saya untuk album ini?” kata Kunto Aji. “Toh mereka memang musisi yang mumpuni dan bagus, dengan pengalaman yang sangat tinggi juga.”
Alhasil, seluruh instrumen di Pengantar Purifikasi Pikir direkam Kunto Aji, Afif dan Pandji bertiga, dengan perkecualian drum pada lagu “Rona Merah Langit” yang bernuansa nu-soul dan “Perjalanan Menawar Racun” dengan rasa alternative rock-nya yang masing-masing diisi oleh dua musisi yang juga tidak asing di lingkungan kolaborasi Kunto Aji, yakni Dimas Pradipta dan Enrico Octaviano.
Rasa saling percaya yang sudah terbentuk pun memungkinkan terjadinya berbagai eksplorasi musik, entah itu membuat lagu dengan dentuman elektronik ala drum and bass seperti “Asimetris”, atau menyisipkan delapan jenis frekuensi Solfeggio – yang sekaligus mengembangkan apa yang dilakukan di Mantra Mantra – ke dalam rekamannya. Dari segi vokal pun Kunto Aji mencoba keluar dari zona nyamannya dengan mengambil inspirasi dari sumber tak terduga. “Inspirasi saya dari politisi, kayak Barack Obama, Pak Gita Wirjawan, Pak Jokowi. Mereka dilatih bicara untuk meyakinkan orang. Saya mempelajari sendiri cara omongan mereka bisa sampai ke orang dan mencoba menerapkan bagaimana caranya bernyanyi tapi kayak berbicara.” Hasil eksplorasi tersebut dapat disimak dari gaya vokal Kunto Aji
yang terasa lebih intim dan lembut di lagu-lagu yang berangkat dari pengalaman pribadinya seperti “Jernih” yang bercerita tentang rasa melepas sakit hati,serta “Melepas Pelukan Ibu” yang terinspirasi momen meninggalkan orang tua demi mengadu nasib di perantauan.
Walau tak mudah untuk mewujudkan apa yang terdapat di kepala Kunto Aji, kepuasan yang didapat saat menyimak hasil akhir Pengantar Purifikasi Pikir membuat segala jerih payahnya terasa sepadan. “Bagian paling seru ketika sudah di-mixing oleh Stevano dan mastering oleh Dimas Pradipta dan lagu-lagunya jadi,” katanya. “Rasanya kayak menyusun teka-teki yang tadinya enggak jelas bentuknya, dan pas sudah jadi, itu bagus banget.”
Selain itu, Pengantar Purifikasi Pikir disempurnakan secara visual dengan lukisan Iqi Qoror, seniman asal Yogyakarta yang karya-karyanya telah dipamerkan di Singapura, Hong Kong dan Los Angeles. Menurut Kunto Aji, “Saya memang suka karya beliau, dan setelah kami mengobrol, ternyata Mas Iqi orangnya seru. Jadi rasanya cocok.” Dengan beredarnya Pengantar Purifikasi Pikir, akhirnya Kunto Aji bisa bernafas lebih lega tanpa harus memikirkan lagi beban ekspektasi yang datang sendiri akibat menghasilkan album sebesar Mantra Mantra. “Tekanan pasti ada di awal-awal setelah efek bola salju Mantra Mantra makin kelihatan,” katanya. “Balik ke titik nolnya yang susah, untuk merasa enggak terbebani apa pun di belakang dan enggak punya ekspektasi apa pun di depan.”
Oleh sebab itu, pada titik ini Kunto Aji tidak punya ekspektasi yang terlalu muluk untuk Pengantar Purifikasi Pikir. “Semoga album ini bisa bikin saya semangat menjalankan hidup dan bikin karya lagi,” katanya.