Grup psychedelic rock asal Jatinangor, Ruh telah mengorbitkan album perdananya yang bertajuk Echopraxia secara mandiri melalui berbagai digital streaming platform (DSP) pada 14 Februari 2025. Album berisikan 12 tracks ini diakui sebagai rangkuman perjalanan pribadi dan kolektif para penggawanya: Abimala Katon (perkusi), Belangbayah (perkusi/didgeridoo/synth), Fattah (bass), Maunk (drum), Maligi Katon (gitar), Jul (gitar), dan Yoshi (vokal/synth) sejak dibentuk pada tahun 2022 di tengah keterbatasan pagebluk yang berkepanjangan.
Tantangan soal keterbatasan akses dan lingkungan apa adanya yang dihadapi para personel selama pagebluk justru berhasil ditangkap dan dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, keadaan itu malah jadi ruang eksplorasi tanpa batas yang membuat mereka tidak terkontaminasi standarisasi tentang seperti apa konsep musik yang baik dan buruk secara teori praktis hingga teknis.
Faktor lainnya seperti keberuntungan juga berpengaruh besar dalam perjalanan Ruh, melihat visi bermusik masing-masing personel secara serampang dipertemukan di kampus sekitar kaki gunung Manglayang yang sama.
“Ketika itu, kami cukup berkaca pada lingkungan sekitar yang memang lagi jarang sekali muncul band yang benar-benar membawakan lagu sendiri di kampus,” ujar Maligi tentang bagaimana Ruh dibesut, Bekasi (26/01/2025). “Akhirnya, kami memutuskan membentuk Ruh dan mengambil genre psychedelic yang masih fresh kala itu di lingkungan sekitar dan kami mempunyai potensi eksplorasi yang sangat luas dengan genre tersebut,” ungkapnya.
Perjalanan serampang inilah yang jadi salah satu ide tercetusnya penyematan kata “echopraxia” sebagai nama album. Ruh menerjemahkan kata tersebut sebagai ketidaksengajaan individu untuk menyalin kebiasaan individu lain, mewakili beragam ketidaksengajaan di balik materi album berdurasi sekitar 55 menit ini. Setiap lagu di dalamnya berpusat pada spektrum kebebasan pikiran, tubuh, dan improvisasi terkait yang mengeksplorasi alam bawah sadar manusia, juga realitas di sekitarnya.
Dari segi lirik, eksplorasi terpisah yang didapat dari pengalaman masing-masing personel membuat Ruh memutuskan untuk menulisnya secara tidak gamblang. Keputusan ini dicetus demi memberi ruang imajinasi dan kemungkinan interpretasi kesadaran yang luas bagi pendengarnya.
“Alasan utamanya sih biar lagu ini bisa punya makna yang universal aja, biar pendengar yang memaknai lagunya berdasarkan pengalaman yang mereka punya,” tutur Jul soal interpretasi lirik dalam Echopraxia, Cirebon (26/01/2025).
Psychedelic Rock Revivalist
Dalam menggarap album debutnya, Ruh tidak main-main ketika berususan dengan konsep musik dan visual yang dibuat rinci sekaligus sederhana. Secara musikal, Echopraxia mengandalkan nomor-nomor dengan eksplorasi suara yang kental dengan balutan fuzz hingga reverb diiringi bagan musik terstruktur sekaligus kreatif.
Para pendengar psychedelic kontemporer, khususnya Australia seperti Tame Impala, King Gizzard and the Lizard Wizard, hingga Pond akan dengan cepat mencerna materi dalam Echopraxia. Hal itu jadi penting bagi musik tanah air dewasa ini, mengingat perjalanan mereka yang manasuka dan minimnya band semacam Ruh yang muncul ke permukaan dan bisa bertahan di industri populer atau pun akar rumput.
Perekaman Echopraxia digarap secara terpisah, instrumen seperti drum dan perkusi dilakukan di Bandung Creative Hub. Sementara instrumen lainnya direkam secara mandiri di indekosn Maligi yang juga bertaggung jawab sebagai produser di bilangan Jatinangor dibantu co-produser
Mahendra Ihsan dan Renaldi Al Basyiri yang sekaligus menangani urusan mixing dan mastering yang dilakukan secara mandiri dan otodidak.
“Mungkin keterbatasan ruang tidak semata membatasi pikiran, hal-hal yang tidak sengaja tercipta dan terjerat secara naluriah. Keterbatasan dan apa adanya yang tetap harus disyukuri” ujar Maligi tentang proses penggarapan dan gagasan Echopraxia. “Semoga album ini bisa memantik pegiat musik lokal, khususnya Jatinangor untuk berkarya,” pungkasnya.
Echopraxia sudah tayang di berbagai DSP pada 14 Februari 2025. Kini, Ruh sedang menggarap sebuah video musik untuk salah satu nomor dalam album perdananya yang berkolaborasi dengan SEKAT Studio. Sementara itu, Ruh telah merilis dua single dari Echopraxia, yakni “Sub-Atomic Zamm” pada 24 Mei dan “Sandy Shores” pada 13 Juli 2024 lalu.